Selasa, 05 Januari 2016

Pengertian Taharah


TAHARAH
Taharah menurut bahasa berarti bersih, suci, / bersuci.  Menurut istilah, Taharah adalah membersihkan diri dari najis dan hadas yang ditentukan oleh syariat Islam. Orang-orang yang suci adalah orang yang membersihkan dirinya dari segala najis, hadas, dan kotoran.
Tanpa taharah ibadah seseorang akan sia-sia. Setiap orang yang hendak melakukan shalat dan tawaf diwajibkan dulu untuk bertaharah, seperti berwudhu, tayamum, atau mandi. Rasulullah Saw bersabda yang artinya:
“Allah tidak menerima shalat yang tidak dengan bersuci” ( H.R. An Nasa’i )
Allah SWT juga berfirman yang artinya:
“Sesungguhnya Allah menyukai orang yang tobat dan menyukai orang yang menyucikan diri” ( Q.S. Al-Baqarah : 222 )
Secara garis besar, bersuci dibagi menjadi dua macam, yaitu bersuci dari najis dan hadas. Adapun Pengertian dari Najis dan Hadas:

1. Najis menurut bahasa Arab, najis bermakna al qadzarah ( القذارة ) yang artinya adalah kotoran. Sedangkan definisi menurut istilah agama (syar'i), diantaranya:
Najis menurut definisi Asy Syafi'iyah adalah:
“Sesuatu yang dianggap kotor dan mencegah sahnya shalat tanpa ada hal yang meringankan.”

menurut definisi Al Malikiyah, najis adalah:
“Sifat hukum suatu benda yang mengharuskan seseorang tercegah dari kebolehan melakukan shalat bila terkena atau berada di dalamnya.

Najis dibagi menjadi 3(Tiga) yaitu :
1. Najis Mukhaffafah yaitu Najis yg masih tergolong Ringan kelasnya. Contoh Najis Mukhaffafah ialah air kencing seorang bayi laki – laki yg belum berumur 2 (Dua) tahun dan belum pernah makan sesuatu kecuali air susu ibu-nya.

2. Najis Mutawassithah yaitu Najis yg tergolong kedalam kelas Sedang. Contoh Najis Mutawassithah ialah segala sesuatu yg keluar dari kubul dan dubur manusia dan binatang, 
3. Najis Mughallazhah yaitu Najis terakhir yg masuk kedalam golongan Najis Berat. Contoh Najis Mughallazhah ini antara lain Najis Anjing dan Babi serta Keturunannya. Hal ini sudah disebutkan didlm Firman Alloh Swt yg berbunyi, ” Atau yg diharamkan juga Daging Babi itu Keji atau Najis (QR. Al An’am : 145) ”. Kemudian Hadist Nabi Muhammad Saw yg berbunyii, ”’ Apabilla anda dijilat anjing maka hendaklah dibasuh sebanyak 7 (Tujuh) kali yg salah satunya dicampur dg tannah (HR. Muslim) ”.

 2. Hadas adalah keadaan pada diri seseorang yang dianggap bernajis, seperti haid, nifas dan lainnya, sehingga menyebabkan seseorang tidak dibenarkan untuk melakukan shalat. Atau dengan ungkapan lain, Hadas adalah keadaan yang menyebabkan seorang menjadi tidak suci.
Cara Membersihkan najis :
1. Air seni.
Dari Anas ra., “Seorang Arab Badui buang air di Mesjid, lalu segolongan orang menghampirinya. Rasulullah SAW lantas bersabda, ‘Biarkanlah ia jangan kalian hentikan kencingnya’”. Lalu Anas ra. melanjutkan, “Tatkala ia sudah menyelesaikan kencingnya, beliau SAW memerintahkan agar dibawakan setimba air lalu diguyurkan di atasnya” (HR. Al Bukhari no. 6025 dan Muslim no. 284)
[Secara umum, zat untuk membersihkan diri dari najis adalah dengan menggunakan air, kecuali syariat membolehkan membersihkannya dengan selain air, seperti menggunakan tanah]
Adapun cara menyucikan pakaian yang terkena kencing bayi yang masih menyusu adalah sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “Air kencing bayi perempuan dicuci, sedangkan air kencing bayi diperciki” (HR. An Nasa’i I/158 dan Abu Dawud no. 372, dishahihkan oleh Syaikh Albani dalam Shahih Sunan an Nasa’i no. 293)
2. Kotoran manusia.
Dari Hudzaifah ra., Rasulullah SAW bersabda, “Jika salah seorang diantara kalian menginjak al adzaa dengan sandalnya, maka tanah adalah penyucinya” (HR. Abu Dawud no. 381, dishahihkan oleh Syaikh Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud no. 834)
Al Adzaa adalah segala sesuatu yang engkau merasa tersakiti olehnya, seperti najis, kotoran dan sebagainya (‘Aunul Ma’buud II/44).
3. Madzi.
Madzi adalah cairan bening, encer dan lengket yang keluar ketika naiknya syahwat. Dialami pria maupun wanita.
Ali ra. berkata, “Aku adalah laki – laki yang sering keluar madzi. Aku malu menanyakannya pada Nabi SAW karena kedudukan putri beliau. Lalu kusuruh al Miqdad bin al Aswad untuk menanyakannya. Beliau SAW bersabda, ‘Dia harus membasuh kemaluannya dan berwudhu’” (HR Al Bukhari no. 132 dan Muslim no. 303)
4. Wadi
Wadi adalah cairan bening dan kental yang keluar setelah buang air. Dari Ibnu Abbas ra., ia berkata, “Mani, wadi dan madzi. Adapun mani maka wajib mandi. Sedangkan untuk wadi dan madzi beliau SAW bersabda,
‘Basulah dzakar atau kemaluanmu dan wudhulah sebagaimana engkau berwudhu untuk shalat’” (HR. Abu Dawud dan Al Baihaqi I/115, dishahihkan oleh Syaikh Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud no. 190)
5. Kotoran hewan yang tidak halal dimakan dagingnya.
Dari Abdullah ra., ia berkata, “Ketika Nabi SAW hendak buang hajat, beliau berkata, ‘Bawakan aku 3 batu’. Aku menemukan dua batu dan sebuah kotoran keledai. Lalu beliau mengambil kedua batu itu dan membuang kotoran tadi lalu berkata, ‘(Kotoran) itu najis’” (HR. Ibnu Majah, dishahihkan oleh Syaikh Albani dalam Shahih Sunan Ibnu Majahno. 2530)
6. Darah haidh
Dari Asma’ binti Abi Bakar ra. ra, ia berkata, “Seorang wanita datang kepada kepada Nabi SAW lalu berkata, ‘Baju seorang diantara kami terkena darah haidh, apa yang ia lakukan ?’
Beliau SAW bersabda, “Keriklah, kucek dengan air, lalu guyurlah. Kemudian shalatlah dengan (baju) itu’” (HR. Al Bukhari no. 307 dan Muslim no. 291)
7. Air liur anjing.
Dari Abu Hurairah ra., Rasulullah SAW bersabda, “(Cara) menyucikan bejana salah seorang diantara kalian jika dijilat anjing adalah membasuhnya tujuh kali. Yang pertama dengan tanah” (HR. Muslim no. 276)
8. Bangkai
Yaitu segala sesuatu yang mati tanpa disembelih secara syar’i. Dasarnya adalah sabda Rasulullah SAW, “Kulit bangkai apa saja jika disamak, maka ia suci” (HR. Ibnu Majah, Ahmad dalam Al Fathur Rabbanino. 49, At Tirmidzi no. 1782, Ibnu Majah no. 3609 dan An Nasa’iVII/173, dari Ibnu Abbas ra., dishahihkan oleh Syaikh Albani dalam Shahih Sunan Ibni Majah no. 2907).


Hadas Dibagi Menjadi 2(Dua) Yaitu :

1. Hadas Kecil Contohnya :
Mengeluarkan sesuatu dari dubur dan atau kubulnya yang berupa:
A.                  Buang air kecil atau buang air besar
Penegasan ini didasarkan pada firman Allah SWT yang tersurat dalam al-Maaidah ayat 6.
“… atau salah satu diantara kalian datang dari jamban (buang air)”
B.                  Mengeluarkan angin busuk (kentut)
Penegasan ini didasarkan pada sebuah hadits:
Bersabdalah Rasulullah saw: ‘Allah tidak akan menerima shalatnya seseorang diantara kalian jikalau ia berhadats sampai ia berwudhu’. Maka bertanyalah seorang lelaki dari Hadramaut: ‘Apakah artinya hadats itu ya Abu Hurairah?’, Ia menjawab: ‘Kentut dan berak’”.

 2.  Menyentuh kemaluan tanpa memakai alas
Penegasan ini didasarkan pada Hadits riwayat Muslim, Tirmidzi dan dishahihkan olehnya dari Busrah binti Shafwan r.a. bahwa Nabi saw. Telah bersabda “Barang siapa menyentuh kemaluannya maka jangan shalat sebelum beerwudhu”

3. Tidur nyenyak dengan posisi miring atau tanpa tetapnya pinggul di atas lantai
Hal ini didasarkan sebuah hadits:
Telah berkata Ali r.a bahwa Rasulullah saw. Bersabda: “Kedua mata itu bagaikan tali dubur. Maka barang siapa telah tidur, berwuhulah”. (H.R. Abu Daud)


2. Hadas Besar Contohnya :

1.  mengeluarkan mani (sperma)
Keluaarnya mani seseorang dapat terjadi dalam berbagai keadaan, baik diwaktu jaga maupun diwaktu tidur (mimpi), dengan cara disengaja atau tidak, baik bagi pria ataupun wanita.
Bahwa Rasulullah saw. telah bersabda: “Apabila air itu terpancar keras maka mandilah”. (H.R. Abu Daud)
Sesungguhnya Ummu Sulain r.a. berkata:”Ya Rasulullah, sesungguhnya Allah tidak malu mengenai kebenaran! Wajibkah perempuan itu mandi bilamana ia bermimpi? Beliau menjawab, benar, bila ia melihat air”. (H.R. Bukhari dan Muslim serta lainnya).

2.  Hubungan kelamin (Coitus, Jima’)
Hubungan kelamin, baik disertai dengan keluarnya mani, ataupun belum mengeluarkannya mengakibatkan dirinya dalam kondisi junub. Hal seperti ini didasarkan pada surat al-Maaidah ayat 6.
“Dan jikalau kamu junub hendaklah bersuci”.
Sesungguhnya Rasulullah saw. Bersabda: “Jika seseorang telah duduk diantara kedua tempat anggota badannya (menggaulinya) maka sesungguhnya wajiblah untuk mandi, baik mengeluarkan (mani) ataupun tidak”. (H.R. Ahmad dan Muslim).

3.  Terhentinya haid dan nifas
Ketentuan ini didasarkan pada firman Allah yang terdapat dalam surat al-Baqarah ayat 222:“Dan janganlah kamu dekati istri (yang sedang haid) sebelum mereka suci. Dan apabila sudah bersuci (mandi) maka gaulilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepada kalian”.
Adapun terhadap hukumm nifas, yaitu keluarnya darah dikarenakan habis melahirkan anak maka berdasarkan ijma’ shahabhat ia dihukumkan sama dengan hukumnya haid.




A.W.Surveys - Get Paid to Review Websites!

Senin, 04 Januari 2016

Pengertian Dengki(Hasad)


PENGERTIAN  DENGKI(HASAD)

Kata hasud berasal dari berasal dari bahasa arab ‘’hasadun’’,yang berarti dengki,benci.dengki adalah suatu sikap atau perbuatan yang mencerminkan rasa marah,tidak suka karena iri.dalam kamus bahasa Indonesia hasud diartikan ‘’membangkitkan hati seseorang supaya bagai asmarah,memberontak dan sebagainya,dengan demikian yang dimaksud dengan hasud sama halnya dengan hasad yakni suatu perbuatan tercela sebagai akibat rasanya rasa iri hati dalam hati seseorang
Hasad atau dengki.yang selalu juga di sebut kedua-duanya sekali "HASAD DENGKI" adalah bencana daripada penyakit hati,yang di akibatkan oleh perasaan DENDAM.Dendam pula ditimbulkan oleh sifat marah.Oleh sebab itu hasad dengki boleh lah kita katakan anak daripada sifat t.Atau pun cucu daripada sifat MARAH.  

Menurut  para ulama:
      Aljurjani al-hanafi’I hasad ialah: Menginginkan atau mengharapkan hilangya nikmat dari orang yang didengki(Maksud) supaya berpindah kepadanya orang yang mengdengki.jadi hasad menurut istilah adalah membenci nikmat Allah SWT yang dianugrahkan kepada oranglain,dengan keinginan agar nikmat yang didapat orang tersebut segera hilang atau terhapus.
            Menurut  imam Al-ghazali,dalam kitabnya ‘’ihya ulumuddin’’,Hasad ialah membenci nikmat Allah SWT,yang ada pada diri oranglain,serta menyukai hilangya nikmat tersebut.
 Menurut Sayyid Qutub dalam Tafsir”’Al-mannar’’,Hasad ialah kerja emosional yang berhubungan dengan keinginan agar nikmat yang diberikan Allah SWT kepada seseorang dari Hambanya hilang daripadanya.baik cara yang dipergunkan oleh orang yang dengki itu dengan tindakan supaya nikmat itu lenyap daripadanya atas dasar irihati,atau cukup dengan keinginan saja.yang jelas motif dari tindakan itu adalah kejahatan.
 Jadi hasad menurut istilah adalah membenci nikmat Allah yang dianugerahkan kepada orang lain,dengan keinginan agar nikmat yang didapatorang tersebut segera hilanatau terhapus.
     2.  Hasad dengki ini mempunyai unsur-unsur yang tercela dan terlalu luas bidangnya,sehingga mustahil dapat kita kira,ianya segera  sahaja bertentangan dengan konsep dan ajaran islam,bahkan boleh merosak dan membahayakan angota masyarakat islam itu sendiri.Siapa jua yang telah di hinggapi oleh perasaan atau penyakit ini, sanggup melakukan apa sahaja,termasuk membunuh orang asalkan hajatnaya tercapai                          
      3   Oleh kerana terlalu banyaknya hasad dengki dilakukan oleh manusia semenjak zaman NABI ADAM a.s. hingga lah saat ini,maka setiap orang islam hendak lah mempelajari dan mengamalkan ajaran islam secara total bagi mengelakan kita dari sifatsifat yang membinasakn umat islam.                                                
    4.  Pada zaman Rasullullah S.W.T. dahulu pun sudah banyak berlakunya hasad dengki di kalangan umat manusia,sehingga terdapat banyak hadis baginda mengenainya,KESIMPULAN  TENTANG BAHAYA HASAD DENGKI ITU sebagaimana sabdanya,  :  "HASAD DENGKI ITU MEMAKAN (membinasakan) KEBAJIKAN,SEBAGAIMANA API MEMAKAN (membakar) KAYU YANG KERING." (hadis riwayat Abu Daud dan Ibnu Majah).        
5.Dari hadis Rasulullah S.A.W. ini dapat di fahamkan bahawa perbuatan hasad dengki itu bolehmenghapuskan amal kebaikan dengan sekelip mata sahaja,seperti apai membakar kayu yang kering        

Hasad dengki muncul akibat bisikan syaitan yang menghembus ke benak hati untuk melakukan sesuatu kezaliman orang lain, menggunakan cara kotor untuk menjatuhkan orang dan berasa puas dengan taktik tersebut. Inilah yang minta dilindungi kepada Allah dari perasaan manusia yang hatinya busuk dan sentiasa memikirkan cara untuk naik ke atas dan memijak orang lain dengan bangganya.
Yakinlah Dengan Keadilan Allah.
Allah menciptakan kita dengan pelbagai kelebihan. Masing-masing punya kelebihan yang tidak dimiliki oleh sebahagian yang lain. Tidak lain dan tidak bukan adalah untuk melengkapkan sesama manusia. Kerana kita semuanya memerlukan antara satu sama lain.
Jika kawan kita pemarah, ada yang boleh sabarkannnya, jika kita pemboros, ada yang boleh mengawalnya, jika kita pemalas, ada yang akan menegur supaya jadi rajin. Jika kita tidak tahu, ada yang akan beritahu. Jika kita tahu, kitalah yang kena beritahu yang tak tahu.
Inilah bukti adilnya Allah menciptakan makhluknya yang sentiasa memerlukan dan tidak boleh hidup sendiri. Maka kita semua perlu saling menghormati kerana tidak satu pun di kalangan kita boleh hidup sendiri. Kita saling memerlukan. Aku memerlukan kamu. Dan kamu memerlukan aku.

Iri Hati Itu Boleh.
Irihati tu boleh, jika kita iri hati melihat orang lain lebih banyak ibadahnya dari kita. Jika kita lihat orang lain lebih baik amalannya dari kita. Jika kita lihat orang lain lebih rajin dari kita. Seterusnya menaikkan semangat kita untuk melakukan seperti mereka.
Berazam untuk beribadah, beramal dan bekerja dengan lebih. Melebihi orang lain, ini iri hati yang baik. Iri hatilah kepada para ilmuan Islam yang telah banyak menyumbangkanbuahfikiradan gerak kerja Dakwah yang belum mampu kita laksanakan
Hasad

ada hasad yang timbul maka paksa jiwa anda untuk melawannya. Sembunyikan hasad tersebut, jangan melakukan suatu perbuatan yang menyelisihi syariat. Jangan anda sakiti orang yang anda hasadi, baik dengan ucapan ataupun perbuatan. Mohonlah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, agar menghilangkan perasaan itu dari hati anda niscaya hal itu tidaklah memudaratkan anda. Karena jika (dalam hati) seseorang tumbuh hasad namun ia tidak melakukan apapun sebagai pelampiasan hasadnya itu maka hasad itu tidaklah memudaratkannya. Selama ia tidak melakukan tindakan, tidak menyakiti orang yang didengkinya, tidak berupaya menghilangkan nikmat dari orang yang didengkinya, dan tidak mengucapkan kata-kata yang menjatuhkan kehormatannya. Hasad/rasa dengki itu hanya disimpan dalam dadanya. Namun tentu saja orang seperti ini harus berhati-hati, jangan sampai ia mengucapkan kata-kata atau melakukan perbuatan/tindakan yang memudaratkan orang yang didengkinya.
Berkaitan dengan hasad ini, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:
Sifat hasad itu adalah sifat yang jelek dan sebenarnya menyakiti dan menyiksa pemiliknya sebelum ia menyakiti orang lain. Maka sepantasnya seorang mukmin dan mukminah berhati-hati dari hasad, dengan memohon pertolongan dan pemaafan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Seorang mukmin harus tunduk berserah diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala -demikian pula seorang mukminah- dengan memohon dan berharap kepada-Nya agar menghilangkan hasad tersebut dari dalam hatinya, sehingga tidak tersisa dan tidak tertinggal sedikitpun. Karena itu, kapanpun anda merasa ada hasad menjalar di hati anda, hendaklah anda paksa jiwa anda untuk menyembunyikannya dalam hati tanpa menyakiti orang yang didengki, baik dengan ucapan ataupun perbuatan. Wallahul musta’an.”




MACAM-MACAM  (JENIS) DAN HASAD
Pertama, ada pendengki yang berusaha menghilangkan nikmat yang diperoleh orang yang didengkinya, dengan ucapan seperti fitnah dan perbuatan, meskipun dia tidak mengharapkan nikmat tersebut pindah kepada dirinya.
Kedua, ada pendengki yang selain berusaha menghilangkan nikmat dari orang yang didengkinya, ia juga berusaha memindahkan nikmat tersebut kepada dirinya. Kedua macam dengki tersebut adalah dengki yang sangat tercela. Dan dosa dengki itulah yang merupakan dosa iblis. Iblis dengki kepada Adam karena Allah memberi keutamaan kepada Adam atas segenap malaikat dengan menyuruh para malaikat sujud (sebagai penghormatan) kepada Adam, mengajarkannya nama segala sesuatu dan menempatkannya di Surga. Demikianlah lalu iblis dengan kedengkiannya berusaha mengeluarkan Adam dari Surga.
Ketiga, ada orang yang bila mendengki orang lain, ia tidak melanjutkan dengki itu dalam bentuk ucapan maupun perbuatan. Dan demikian itulah tabiat yang sekaligus kelemahan manusia; hampir selalu menginginkan memiliki apa yang dimiliki orang lain. Menurut riwayat dari Al-Hasan, selama tidak dibuktikan dengan ucapan dan perbuatan, iri hati jenis ini tidak berdosa. Namun tentu, sebaiknya ia hilangkan perasaan dengki dan iri tersebut dari dalam hatinya, hingga tidak menjadi penyakit.
Dalam beberapa riwayat yang dha’if disebutkan, dengki jenis ketiga ini ada dua macam:
1. Ia tidak sanggup menghilangkan perasaan dengki dan iri itu dari dalam dirinya. Ia kalah dengan dirinya sendiri. Ia berusaha menepis, tapi perasaan dengki dan iri itu masih timbul tenggelam dalam hatinya. Namun ia tidak melanjutkannya dalam bentuk ucapan maupun perbuatan. Iri jenis ini tidak membuatnya berdosa.
2. Ia sengaja membisikkan perasaan iri dan dengki itu ke dalam hatinya. Ia mengulang-ulang bisikan itu, dan hatinya menikmati bisikan tersebut, sehingga mengangankan agar nikmat itu hilang dari saudaranya. Tetapi dia tetap tidak melanjutkan dengkinya itu, baik dalam bentuk ucapan maupun perbuatan. Keadaan seperti ini adalah sama dengan orang yang berkeinginan kuat melakukan maksiat. Tentang dosa dengki jenis ini, para ulama berbeda pendapat. Tetapi yang jelas, secara realitas, orang yang mendengki pada tahap ini, sangat sulit bisa selamat dari ucapan-ucapan yang menunjukkan dia memendam kedengkian. Karena itu, ia bisa terjerumus kepada dosa.
Keempat, ada lagi iri hati yang tidak menginginkan nikmat itu hilang dari kawannya, tetapi ia berusaha keras bagaimana mendapatkan nikmat semacam itu. Jika nikmat tersebut bersifat duniawi, maka tidak ada kebaikannya sama sekali. Iri hati seperti inilah yang juga ditunjukkan oleh orang-orang yang menginginkan kehidupan dunia, seperti yang dilakukan orang-orang kepada Qarun. Allah berfirman:“(Mereka berkata), ‘Duhai seandainya kami memiliki sebagaimana yang diberikan kepada Qarun.” (Al-Qashash: 79).
Jika nikmat itu bersifat ukhrawi, maka ia adalah kebaikan. Sebagaimana disebutkan oleh Nabi SAW: “Tidak boleh dengki dan iri hati kecuali dalam dua hal; yaitu iri hati terhadap orang yang dikaruniai harta dan dia selalu menginfakkannya pada malam dan siang hari. (juga iri) kepada orang yang diberi kepandaian membaca Al-Qur’an, dan dia membacanya setiap malam dan siang.”(HR. Bukhari dan Muslim). Dan inilah yang dinamakan ghibthah (keinginan). Disebut dengan hasad/iri (tetapi yang baik) sebagai bentuk peminjaman istilah belaka (isti’arah


C.DALIL TENTANG DENGKI DAN HASAD
Ø DALIL ALQUR’AN
"Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikurniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Kerana) bagi orang lelaki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari kurnia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu" (An-Nisa' : 32)
·         An-nisa:54
‘’ataukah mereka dengki kepada manusia (Muhammad) Lantaran karunia yang telah Allah berikan kepadanya.
·         Anni-sa 32
‘’Dan janganlah kamu irihati  terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain.(karena)bagi orang laki-laki ada bahagian dari apa yang mereka usahakan,dan para wanita (pun).Ada bahagian dari apa yang mereka usahakan,dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunianya. Sesungguhnya Allah maha mengetahui segala sesuatu.’’
Ø  Hadist
Ø  Rasulullah bersabda
            ‘’Bukanlah golonganku orang yang memiliki kedengkian (Hr.Thabrani)
Ø  Hadis rasulullah :
‘’Ada enam kelompok orang yang akan masuk neraka sebelum dihisab,Amalnya disebabkan oleh enam perkara:
     1.penguasa karena kezalimannya
    2.orang arab (atau ras lainnya ) yang fanatik dengan kesukuaannya
    3.para tokoh ,karena kesombongannya
   4.Para pedagang,karena kecurangannya.
    5.orang Awam karena kebodohannya
   6.Para Ulama karena hasudnya. (HR.Dailami)
Ø Hadis
‘’Telah menimpa keatas kamu penyakit umat t terdahulu yaitu,hasad dan benci yaitu perasaan benci yang menyebabkan seseorang meninggalkan agama(Hr,Tirmizi)

Ø Hadis rasulullah

إِيَّاكُمْ وَالْحَسَدَ، فَإِنَّ الْحَسَدَ يَأْكُلُ الْحَسَنَاتِ كَمَا تَأْكُلُ النَّارُ الْحَطَبَ
“Hati-hati kalian dari sifat hasad, karena hasad itu memakan kebaikan sebagaimana api melalap kayu bakar.”2


Ø  Hadis rasulullah
‘’Telah masuk kedalam tubuhmu penyakit-penya kit umat terdahulu,yaitu
                              Benci dan dengki itulah yang membinasakan agama,bukan benci mencukur rambut
Ø  Hadis rasulullah
‘’Hasud itu dapat merusak iman sebagaimana jadam merusak Madu(hr.dailami)


AKIBAT DARI DENGKI DAN HASAD
Dengki itu sangat berbahaya, bukan hanya bagi diri pemiliknya tetapi juga bagi masyarakat luas. Dengki itu kata hadis nabi ibarat setitik api yang dapat membakar kayu bakar seberapapun banyaknya. Ia juga bagaikan pisau cukur yang bisa mencukur bersih amal seseorang. Dengki adalah penyakit kejiwaan yang merusak kesehatan tubuh sekaligus merusak tatanan sosial ditengah masyarakat, dalam bahasa Arab disebut hasad. Dengki adalah perasaan tidak senang atas keberuntungan orang lain disertai usaha menghilangkan dan memindahkan keberuntungan itu kepada diri sendiri (an tatamanna zawala ni`mat al mahsud ilaika). Adapun menginginkan hal yang serupa dengan yang diperoleh orang lain tidak termasuk dengki, karena al Quran bahkan menyuruh kita berlomba meraih kebajikan (fastabiq al khoirat).
Mengapa orang mendengki berbahaya ? Dasar dari sifat dengki adalah adanya keinginan orang untuk menjadi orang nomor satu, menjadi orang yang terhebat, terkaya, terhormat dan ter-ter yang lain, yang berkonotasi rendah. Dalam bahasa agama, dunia dengan segala urusannya adalah sesuatu yang rendah. Dalam bahasa Arab, dun ya artinya dekat atau rendah atau hina. Jadi orang hanya mendengki manakala yang diperebutkan itu sesuatu yang rendah, hina dan berdimensi jangka pendek, ibarat orang yang memasuki lorong sempit yang hanya muat satu orang. Ruang sempit itulah yang menyebabkan para peminat harus berdesakan dan saling menyikut. Selanjutnya jika ada satu orang yang telah berhasil memasuki lorong dan berhasil menduduki kursi duniawi yang diperebutkan, kursi jabatan misalnya, maka orang yang belum berhasil memandang orang yang telah berhasil sebagai hambatan yang harus disingkirkan, sementara orang yang telah berhasil menduduki kursi itu memandang orang lain yang berminat sebagai ancaman yang juga harus dihambat. Bila orang sudah dirasuki kedengkian maka apapun bisa dilakukan sekalipun itu perbuatan yang tercela.
Adapun jika memperebutkan sesuatu yang besar, mulia dan berdimensi panjang hingga akhirat, maka diantara para peminat justeru terdapat hubungan. Orang yang merindukan derajat takwa misalnya, ia akan senang jika ada orang lain yang melakukan hal yang sama. Demikian juga orang yang ikhlas bershodaqoh, maka ia sangat senang jika ada orang lain yang juga gemar bershodaqoh. Jika diantara orang yang ingin menjadi orang dekat pada pimpinan terdapat saling iri, saling menjegal, hal itu adalah karena sempitnya ruang untuk menjadi orang dekat pimpinan, Tetapi jika ingin menjadi orang yang dekat dengan Allah, maka seberapapun banyaknya orang yang menginginkan, disana tersedia ruangannya karena Allah Maha Luas Rahmat Nya.
Dengki itu sangat berbahaya, bukan hanya bagi diri pemiliknya tetapi juga bagi masyarakat luas. Dengki itu kata hadis nabi ibarat setitik api yang dapat membakar kayu bakar seberapapun banyaknya. Ia juga bagaikan pisau cukur yang bisa mencukur bersih amal seseorang. Dengki adalah penyakit kejiwaan yang merusak kesehatan tubuh sekaligus merusak tatanan sosial ditengah masyarakat. Nabi menyebutkan, hanya dua hal orang boleh iri, yakni jika ada orang yang dikaruniai ilmu banyak, ia dapat mengajarkan kepada orang lain dan juga yang bersangkutan mengamalkannya. Kedua, jika ada orang yang dianugerahi banyak harta, tetapi ia membelanjakannya di jalan yang benar hingga habis untuk kepentingan menolong sesam


Akibat dari dengki:

ü  Kita sering  berbuat maksiat
ü  Mencelakakan orang lain
ü  Merugikan diri sendiri
ü  Kebutaan hati dalam menerima kebenaran
ü  Tidak akan diakui sebagai umat Rasulullah dan tidak akan mendapat syafaatnya pada hari kiamat nanti.
ü  Masuk neraka tanpa dihisab terlebih dahulu.

  Penyebab dengki dan hasad:
ü  Adanya sifat kikir yang berlebihan
ü  Cinta dunia dan sejenisnya
ü  Merasa sakit jika orang lain memiliki kelebihan
ü  Tidak mempercayai Qadha dan Qadar
ü  Kalah bersaing dalam berebut Simpati

CARA MENGHINDARI DENGKI HASAD
Adapun Cara menghindari dengki dan hasad:
v  Menjauhi semua penyebabnya.
v  Membiasakan diri untuk memberikan dukungan positif terhadap apa yang dialami saudara kita.
v  Memperat tali persaudaraan sehingga terjalin keruknan dan persaudaraan.
v  Selalu Berzikir , sehinnga hati merasa dekat dengan allah SWT
v  Dengan memperbanyak  Ilmu dan amal

Cara mengatasi
v  Merendahkan diri kepada Allah SWT dan Perbanyak Berdoa:
‘’AllAHUMMAHDI QALBI WASLUL SAKHIIMAT SODRI
Artinya :’’ Yaallah Tunjukanlah hatiku ke jalan yang benar dan keluarkanlah segala penyakit hati dari diriku.
v  Kajilah Alqur’an dan perbanyak membaca ayat-ayat tentang Hasad.
v  Banyak Membaca sejarah Rasulullah kehidupan nabi Saw,Tentang cara baginda menjauhi sifat itu.seperti Kitab Nurul yakin fiisirah sayyid al-mursain.
v  Membaca kisah para sahabat mengenai aadab dab akhlak,Kitab suwar min hayat al-sahabah,karya Abdul Rahman ra’fat Al-basha.
v  Apabila syaitan coba menimbulkan perasaan itu,dalam diri kamu,segeralah membaca isti’azah.
v  Jangan Risau kejahatan yang dimainkan oleh hati karena ia,tidak dihisab.
v  Banyak member hadiah dan salam kepada orang yang dihasad untuk menimbulkan perasaan saying.